DEFINISI BUNUH DIRI
Bunuh diri adalah perbuatan menghentikan hidup sendiri yang dilakukan oleh individu itu sendiri atau atas permintaannya.
Betapapun kebudayaan dan pola pikir manusia, memberikan berbagai alasan dan definisi maksud yang berbeda-beda tentang bunuh diri ini. Namun, tetap saja pada intinya adalah "keputus-asaan".
Sebab orang yang tidak berputus asa dan bersedia tetap menjalani kehidupan seberat dan seburuk apapun, maka ia tidak akan pernah melakukan kegiatan bunuh diri ini. Sebab ia sadar, bahwa hidup ini memang penuh cobaan-cobaan berat dan pahit, jadi bunuh diri baginya hanyalah tindakan sia-sia dan pengecut. Sebab masih banyak hal-hal yang bisa dilakukan dalam hidup ini, dan segala sesuatu pastilah ada batasnya. Sebab betapapun beratnya persoalan, tetap saja ia memiliki batas akhir (penyelesaian), walaupun permasalahan itu harus selesai oleh waktu, tapi ia selesai juga.
Dalam pandangan islam hal ini adalah perbuatan yang sangat keji, dan termasuk dosa yang sangat besar. Dimana, kegiatan bunuh diri ini adalah kegiatan manusia-manusia pengecut/pecundang hidup (looser), sebab kekalahan memang sudah mutlak menjadi milik mereka jika mereka membunuh dirinya sendiri.
Motif bunuh diri
Pada dasarnya, segala sesuatu itu memiliki hubungan sebab akibat (ini adalah sistematika). Dalam hubungan sebab akibat ini akan menghasilkan suatu alasan atau sebab tindakan yang disebut motif.
Motif bunuh diri ada banyak macamnya. Disini penyusun menggolongkan dalam kategori sebab, misalkan :
- Dilanda keputusasaan dan depresi
- Cobaan hidup dan tekanan lingkungan.
- Gangguan kejiwaan / tidak waras (gila).
- Himpitan Ekonomi atau Kemiskinan (Harta / Iman / Ilmu)
- Penderitaan karena penyakit yang berkepanjangan.
Dalam ilmu sosiologi, ada tiga penyebab bunuh diri dalam masyarakat, yaitu
- egoistic suicide (bunuh diri karena urusan pribadi),
- altruistic suicide (bunuh diri untuk memperjuangkan orang lain), dan
- anomic suicide (bunuh diri karena masyarakat dalam kondisi kebingungan).
Kamis, 31 Juli 2008 | 09:14 WIB
Warga RT 14/3 Desa Tawangsari, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, itu ditemukan tewas tergantung di kuda-kuda rumahnya, Rabu (30/7) sekitar pukul 11.00. Kejadian itu langsung menggegerkan warga setempat. Apalagi, Septian, bungsu dari empat bersaudara, dianggap sebagai anak yang peduli pada kesulitan ekonomi orangtuanya, pasangan Purdiono-Mujiatin, yang bekerja sebagai petani.
Septian diduga bunuh diri karena tidak ingin membebani orangtuanya dengan biaya mahal sekolah. Yang mengejutkan, dalam surat wasiat yang ditulis tangan pada selembar kertas, Septian meminta didoakan oleh orangtua dan keluarganya agar masuk surga.
Setelah meminta keterangan beberapa saksi, polisi menduga Septian gantung diri lantaran kecewa tidak diterima di SMP Negeri 3 Taman, Sidoarjo. “Dia ingin sekolah di SMPN 3 Taman, tapi gagal dan kemudian bersekolah di SMP swasta. Sepertinya korban kecewa dan merasa bersalah kepada orangtuanya,” tutur Ipda Sulistyo, Kepala Unit Reskrim Polsek Taman, Rabu (30/7). Saat ini Septian tercatat sebagai siswa kelas I SMP YPM Taman.
Gantung diri Septian pertama kali diketahui oleh neneknya, Mbah Sam. Septian menggelantung di belandar dengan tali plastik warna hijau menjerat lehernya. “Saya diberi tahu Mbah Sam, Septian gantung diri di rumahnya,” ujar Agus, seorang saksi mata.
Agus yang masih kaget mendengar informasi dari Mbah Sam langsung memberitahukan kepada sejumlah warga untuk memberikan pertolongan. Namun, warga yang datang ke tempat kejadian perkara tak bisa berbuat banyak karena Septian sudah tak bernyawa.
Sejumlah teman sekolah Septian di SMP YPM yang kemarin datang ke rumahnya mengatakan, remaja itu bercerita bahwa dirinya kasihan dengan orangtuanya yang membiayai sekolahnya. “Ia bilang kasihan dengan bapak dan ibunya karena biaya sekolahnya dianggapnya mahal. Ia ingin pindah sekolah saja,” ujar Bagus, salah satu teman sekolah Septian.
Dalam surat wasiat yang ditulisnya dengan tinta hitam di kertas putih agak kusam, Septian menyatakan permintaan maaf karena merasa banyak bersalah dan berdosa kepada orangtuanya. Lengkapnya surat wasiat dengan bahasa campuran Jawa dan Indonesia itu berbunyi sebagai berikut:
"Bu, pak, dan sekeluarga, timbangane aku duso kakean salah kale sampean, aku mati ae dengan cara iki supoyo sampean iso tenang (Bu, Pak, dan sekeluarga daripada aku berdosa karena banyak salah kepada kalian, aku mati saja dengan cara ini supaya kalian bisa tenang). Aku juga tenang di alamku sendiri. Aku doakan agar kalian semua hidup bahagia. Titip salam buat Mbak Eny, Mas Rokim, Mas Ayik, Linda, dan kalian semua dan doakan aku agar bisa masuk surga dan di terima di sisi Allah SWT, amin."
Orangtua korban hanya bisa menangis dan tampak syok berat melihat kenyataan ini. Beberapa kali ibu Septian pingsan, sedangkan bapaknya terlihat pasrah di samping jenazah anaknya yang sudah membujur kaku di ruang tengah rumah. Mbah Sam juga terus menangis.
“Umurmu sek enom le, lapo mati dhisik, awakmu gurung wayae mati le (Usiamu masih muda nak, kenapa meninggal dulu, kamu belum waktunya meninggal nak)," ujar Mbah Sam sambil menangis.
Purdiono (55) sempat kaget ketika petugas menunjukkan surat wasiat anaknya. “Orangtua merasa bersalah, seakan-akan mereka menjadi pemicu bunuh diri kalau melihat isi surat wasiat itu,” tutur petugas Polsek Taman yang menunjukkan surat wasiat tersebut kepada Purdiono.
Kepada petugas, Purdiono mengatakan, dirinya tak pernah keras terhadap anak lelaki satu-satunya di keluarga itu. Namun, Purdiono mengakui dirinya memang melarang keras anaknya merokok. “Tapi, apakah ini salah karena ia kan masih SMP,” kata Purdiono seperti ditirukan petugas.
Terkait tulisan bagian akhir, yaitu Septian minta didoakan agar masuk surga dan diterima di sisi Allah SWT, Purdiono juga tidak mengetahui apa maksudnya. “Surat wasiat itu dibuat tanpa sepengetahuan orangtuanya,” katanya.
Sementara itu, Ketua YPM Taman Akhmad Makki menyangkal bahwa biaya di sekolah di bawah kelolaannya terbilang mahal. Malah, katanya, biaya sekolah di SMP YPM tergolong murah. “Kalau dijumlah total, untuk uang pangkal SMP, seragam, buku, dan keperluan sekolah lainnya besarnya hanya Rp 975.000 hingga Rp 1.250.000. Itu pun untuk siswa tidak mampu mendapat potongan 50 persen,” ujarnya.(IIT)
Menurut pendapat saya atas kejadian bunuh diri diatas karena himpitan ekonomi keluarga . septian tidak ingin membebani kedua orang tuanya . alasan yang baik namun dilakukan dengan cara yang salah . ia berfikir dengan cara bunuh diri . dia tidak akan mebebani orang tuanya lagi . padahal dengan cara itu ia akan membuat orang tuanya bersalah, karena keadaan ekonominya yang membuat septian melakukan hal ini . seharusnya ia bisa membantu orang tuanya supaya orang tuanya tidak terlalu terbebani dengan biaya sekolah . dan ia juga berfikir dengan bunuh diri ia akan tenang dengan dunia barunya. Seperti yang saya ketahui BUNUH DIRI ADALAH DOSA BESAR . barangsiapa bunuh diri dengan cara apapun, berarti dia telah melakukan suatu pembunuhan yang diharamkan Allah.
Kehidupan manusia bukan menjadi hak milik pribadi, sebab dia tidak dapat membuat dirinya, anggotanya ataupun sel-selnya. Diri manusia pada hakekatnya hanyalah sebagai barang titipan yang diberikan Allah. Oleh karena itu tidak boleh titipan ini diabaikannya. Bagaimana lagi memusuhinya? Dan apalagi melepaskannya dari hidup?
Karena itu, berfirmanlah Allah:
"Dan jangan kamu membunuh diri-diri kamu, karena sesungguhnya Allah maha belas-kasih kepadamu." (an-Nisa': 29)
Islam menghendaki kepada setiap muslim hendaknya selalu optimis dalam menghadapi setiap musibah. Oleh karena itu Islam tidak membenarkan dalam situasi apapun untuk melepaskan dari hidup dan menanggalkan pakaian karena ada suatu bala' yang menimpanya atau karena gagal dalam cita-cita yang diimpi-impikan. Sebab seorang mu'min dicipta justru untuk berjuang, bukan untuk tinggal diam, dan untuk berperang bukan untuk lari. Iman dan budinya tidak mengizinkan dia lari dari arena kehidupan. Sebab setiap mu'min mempunyai senjata yang tidak bisa sumbing dan mempunyai kekayaan yang tidak bisa habis, yaitu senjata iman dan kekayaan budi.
Rasulullah s.a.w. memberikan ancaman kepada orang yang berbuat tindak kriminal yang kejam ini dengan terhalangnya dari rahmat Allah dan mendapat murka Allah kelak di akhirat.
Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sebelum kamu, pernah ada seorang laki-laki luka, kemudian marah sambil mengambil sebilah pisau dan di potongnya tangannya, darahnya terus mengalir sehingga dia mati. Maka berkatalah Allah: hambaku ini mau mendahulukan dirinya dari (takdir) Ku. Oleh karena itu Kuharamkan sorga atasnya." (Riwayat Bukhari, dan Muslim)
Kalau orang tersebut terhalang masuk sorga lantaran luka yang tidak seberapa sakitnya kemudian bunuh diri, maka bagaimana lagi orang yang bunuh diri lantaran mendapat kerugian sedikit atau banyak, atau lantaran tidak lulus ujian atau lantaran ditolak seorang gadis?!
Kiranya orang-orang yang kurang bergairah itu suka mendengarkan ancaman yang dibawa Rasulullah s.a.w. yang berkilat dan mengguruh. Rasulullah s.a.w. bersabda sebagai berikut:
"Barangsiapa menjatuhkan diri dari atas gunung kemudian bunuh diri, maka dia berada di neraka, dia akan menjatuhkan diri ke dalam neraka untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun kemudian bunuh diri, maka racunnya itu berada di tangannya kemudian minum di neraka jahanam untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan alat tajam, maka alat tajamnya itu di tangannya akan menusuk dia di neraka jahanam untuk selama-lamanya." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bunuh_diri
http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/31/09145167/septian.gantung.diri.ingin.masuk.surga
http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Halal/404293.html
No comments:
Post a Comment